Kategori Artikel
Sabtu, 11 Agustus 2012
Menjajaki tawaran kemitraan agen perjalanan wisata
JAKARTA. Suarapos.blogspot.com l Peluang Usaha - Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, menghabiskan waktu liburan dengan mengunjungi tempat-tempat wisata sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Hal itu tentu membuka peluang besar di bisnis agen perjalanan.
Lantaran peluangnya besar, banyak agen perjalanan sampai menawarkan waralaba dan kemitraan guna mengepakkan sayap bisnisnya. Salah satunya adalah Garuda Wisata di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten yang resmi menawarkan kemitraan sejak 2010 lalu.
Berdiri sejak 2008, Garuda Wisata mengklaim menyediakan jasa perjalanan komplit untuk tujuan domestik maupun internasional.
Syafruddin Mualla, Direktur Utama Garuda Wisata bilang, pelayanan biro perjalanannya meliputi haji dan umroh, reservasi tiket maskapai dan hotel di seluruh dunia, serta penyewaan bus pariwisata diberbagai tempat. "Semua jasa yang dibutuhkan pelanggan kami bisa sediakan," ujar Syafruddin.
Ia mengaku, bisa memberikan layanan serba lengkap berkat kerjasamanya dengan biro perjalanan lain, terutama di luar negeri. Syafruddin bilang, pihaknya menjalin kerjasama dengan puluhan agen perjalanan di 24 negara, serta guide lokal di seluruh wilayah tujuan wisata domestik.
Ia juga mengklaim, perusahaannya menawarkan harga lebih murah dari agen lainnya. Selain itu, ada juga paket wisata by request ke seluruh tujuan tempat wisata.
Untuk menjadi mitra, Garuda Wisata mematok biaya kemitraan sebesar Rp 100 juta. Biaya itu termasuk kerjasama lima tahun, pelatihan, dan peralatan. Selain itu, juga sudah termasuk deposit awal senilai Rp 40 juta. Namun, belum termasuk sewa tempat.
Syafruddin menargetkan, omzet mitra dalam sebulan mencapai Rp 600 juta, dengan laba kotor di luar biaya operasional sekitar 7%-10%. Adapun laba bersihnya sekitar 1,5%. Dengan tak memungut royalty fee, mitra bisa balik modal dalam waktu setahun.
Saat ini, Garuda Wisata sudah memiliki tiga cabang. Yakni, dua milik mitra di Padang dan Bandung, serta satu milik sendiri di Ciputat. Syafruddin mengaku, selektif memilih mitra sehingga pertumbuhan mitranya lamban.
Ketua Dewan Pengarah Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali), Amir Karamoy menilai, peluang bisnis biro perjalanan dan wisata masih menjanjikan. Apalagi, kebutuhan orang untuk bepergian semakin tinggi.
Namun, Amir mengingatkan bisnis ini tidak mudah karena persaingannya ketat. Di sisi lain, banyak perusahaan biro perjalanan yang sudah besar dan mapan. "Perusahaan yang mapan itu jaringannya ada di seluruh dunia dan mereka pasang iklan setiap hari di media massa nasional," ujar Amir.
Untuk menyiasatinya, pemain bisa fokus menyasar kota-kota menengah yang sudah cukup maju namum persaingannya belum ketat. Selain itu, pelayanan tentu harus ditingkatkan. Misalnya, dengan menjaga supaya perjalanan tetap bisa dilakukan meskipun kuota belum mencukupi.
Atau, bisa juga dengan layanan pengantaran tiket ke konsumen. "Harus dijaga bagaimana supaya konsumen tidak kecewa," ujar Amir.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar